Cara Meningkatkan Daya Simak
Setiap manusia dilahirkan dengan sejumlah potensi. Salah satu potensi pembawaan sejak lahir itu adalah potensi mampu menyimak. Potensi harus dibina dan dikembangkan. Melalui latihan menyimak yang terarah dan berkesinambungan, potensi tadi dapat berwujud menjadi kemampuan menyimak yang nyata. Tanpa pembinaan dan pengembangan, potensi tersebut tetap berupa potensi tertutup. Tidak timbuh, atau mati.
Walaupun manusia berlatih menyimak, kemampuan menyimaknya terbatas. Keterbatasan itu disebabkan oleh daya tangkapnya yang terbatas dan daya ingatannya terbatas pula. Para ahli memperkirakan orang yang cukup mendapat latihan menyimak, dalam kondisi fisik yang segar dan mental yang stabil, hanya dapat menangkap isi bahan simakan 50%. Dalam dua bulan berikutnya yang diingat hanya setengahnya. Mungkin dalam dua bulan berikutnya sisanya sudah menghilang pula.
Menyimak sangat fungsional dalam kehidupan manusia. Melalui menyimak seseorang memperoleh kemungkinan besar mendapatkan informasi. Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar dari pengetahuan seseorang dan nilai-nilai yang diyakininya diperoleh melalui kegiatan menyimak. Karena itu sangatlah beralasan bila setiap orang dituntut terampil menyimak.
Dalam tahap mendengar, penyimak berusaha menangkap pesan pembicara yang sudah diterjemahkan dalam bentuk bunyi bahasa. Untuk menangkap bunyi bahasa itu diperlukan telinga yang peka dan perhatian terpusat. Bunyi yang sudah ditangkap perlu diidentifikasi, dikenali dan dikelompokkan menjadi suku kata, kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, atau wacana. Pengidentifikasian bunyi bahasa akan semakin sempurna apabila penyimak memiliki kemampuan linguistik.
Kemudian, bunyi bahasa itu perlu diinterprestasikan maknanya. Perlu diupayakan agar interpretasi makna ini sesuai atau mendekati makna yang dimaksudkan oleh pembicara. Setelah proses penginterpretasian makna selesai, maka penyimak dituntut untuk memahami atau menghayati makna itu. Hal ini sangat perlu buat langkah berikutnya, yakni penilaian.
Makna pesan yang sudah dipahami kemudian ditelaah, dikaji, dipertimbangkan, dikaitkan dengan pengalaman, dan pengetahuan penyimak. Kualitas hasil penilaian sangat tergantung kepada kualitas pengetahuan dan pengetahuan penyimak. Tahap akhir dari proses menyimak ialah menanggapi makna pesan yang telah selesai dinilai. Tanggapan atau reaksi penyimak terhadap pesan yang diterimanya dapat berwujud berbagai bentuk seperti mengagguk-angguk tanda setuju, mencibir atau mengerjakan sesuatu.
Kawolda, seorang ahli, menawarkan lima cara untuk mempertajam daya simak. Kelima cara tersebut adalah:
1. Simak-ulang ucap
2. Identifikasi kata kunci
3. Parafrase
4. Merangkum
5. Menjawab pertanyaan
Menjadi pendengar/penyimak yang baik membutuhkan usaha dan latihan yang teratur. Langkah terpenting pertama yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa menyimak seseorang berbicara adalah suatu kebutuhan yang sama pentingnya dengan keterampilan berkomunikasi yang lain seperti: berbicara, menulis dan membaca.
Berikut ini beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai panduan pada saat kita menyimak seseorang berbicara :
1. Mencoba memahami pokok pikiran atau ide utama pembicara
Seorang penyimak yang baik selalu mencoba untuk memahami intisari dari suatu pesan. Jangan mendengar secara masuk telinga kanan keluar telinga kiri atau sebaliknya. Dari pembicaraan yang panjang lebar, tentu terdapat pokok pikirannya. Peganglah pokok pikiran itu, niscaya Anda tahu maksud pembicara. Hal ini mungkin sulit dilakukan pertama kali. Karena itu, kita memang perlu latihan berkonsentasi mendengarkan orang yang berbicara tanpa melakukan hal lain yang mengganggu konsentrasi kita.
2. Hindari gangguan dari lingkungan sekitar
Penyimak yang baik selalu mencoba untuk memfokuskan diri pada pembicara. Mencoba mendengarkan pendapat teman ketika rapat sebagai contoh, tanpa terpengaruh oleh sinyal SMS, dering telepon, orang yang berlalu lalang, dan sebagainya. Oleh karena itu untuk pembicaraan yang serius, faktor lingkungan perlu diperhatikan.
3. Mencoba untuk mengendalikan emosi
Penyimak yang baik selalu mencoba untuk mengesampingkan emosi, sehingga ia dapat menerima pembicaraan dengan jernih. Penyimak yang baik juga selalu mencoba untuk memahami pembicara tanpa membuat penilaian pribadi atas pembicara. Memang kadang ada kata-kata yang keliru dari pembicara yang perlu diluruskan. Namun pelurusannya pun harus dengan ilmu. Nasehat hendaknya disampaikan setelah pembicara rampung berkata-kata. Itu pun disampaikan secara empat mata tidak di depan audiens yang lain.
4. Membuat catatan jelas dan singkat
Buatlah catatan kecil tanpa mengurangi konsentrasi kita pada saat menyimak. Harap diingat kita tidak dapat mengerjakan dua tugas sekaligus tanpa mengurangi keefektifan salah satu di antaranya. Jadi ini harus dilakukan dengan ekstra konsentrasi.
5. Mencoba untuk bersikap empati
Mencoba untuk menghargai posisi pembicara, sehingga kita terhindar dari mendengar apa yang hanya mau kita dengar saja.
6. Memperhatikan komunikasi non verbal
Tataplah lawan bicara, dan perhatikan bahasa tubuh mereka. Seringkali terjadi pemahaman akan suatu informasi lebih bisa kita pahami dengan memperhatikan raut muka dan gerak tubuh lawan bicara. Dan sebagai penyimak, kita pun harus memperhatikan bahasa tubuh yang kita tampilkan, seperti posisi duduk, raut muka, anggukan kepala dan sebagainya.
7. Mendengarkan dengan selektif
Seringkali dalam suatu pembicaraan, pembicara memberikan informasi-informasi yang penting. Kadang informasi tersebut tersembunyi di dalam konteks pembicaraan. Kita diharapkan dapat memilah-milah informasi tersebut untuk mendapatkan yang kita butuhkan.
8. Bertanya pada tempatnya
Tunda dahulu pertanyaan dan gagasan yang ingin disampaikan sampai pembicara selesai. Ajukan pertanyaan untuk memperjelas maksud pembicara.
9. Buatlah kesimpulan atas apa yang menjadi inti pembicaraan
Dengan mencoba menangkap intisari pembicaraan diharapkan kita dapat memahami permasalahan dengan kata kita sendiri. Cobalah ramu kembali apa yang pembicara sampaikan dengan kata-kata sendiri. Ini akan melatih untuk mengambil kesimpulan dengan baik.
10. Memberikan umpan balik
Memberikan umpan balik kepada pembicara sehingga dapat menjadi ukuran sejauh mana dapat memahami topik yang dibicarakan.
Faktor penyimak adalah yang terpenting dan paling menentukan keefektifan dalam peristiwa menyimak. Hal-hal yang perlu diperhatikan menyangkut diri penyimak antara lain:
a) Kondisi
Kondisi fisik dan mental penyimak dalam keadaan baik dan stabil. Penyimak tidak mungkin menyimak secara efektif bila kondisi fisik dan mentalnya tidak menunjang.
b) Konsentrasi
Penyimak harus dapat memusatkan pikirannya terhadap bahan simakan. Buat sementara yang bersangkutan harus dapat menyingkirkan pikiran-pikiran lain selain bahan simakan.
c) Bertujuan
Penyimak harus bertujuan dalam penyimak. Yang bersagkutan harus dapat merumuskan tujuannya secara tegas sehingga ia mempunyai arah dan pendorong dalam menyimak.
d) Berminat
Penyimak hendaknya berminat, atau mengusahakan meminati bahan yang disimaknya.
e) Mempunyai kemampuan linguistik dan nonlinguistik
Penyimak haruslah memiliki kemampuan linguistik agar yang bersangkutan dapat menginterpretasi dan memahami makna yang terkandung dalam bunyi bahasa. Di samping itu penyimak juga harus memiliki kemampuan nonlinguistik. Kemampuan nonlinguistik berguna dalam membaca situasi, menafsirkan gerak-gerik pembicara, perubahan air mukanya, yang berfungsi sebagai pelengkap makna pembicaraannya.
f) Berpengalaman luas dan berpengetahuan
Penyimak juga harus memiliki pengalaman dan pengetahuan luas mendalam akan lebih mudah menerima, mencerna, dan memahami isi bahan simakan.
Penyimak yang dapat memenuhi persyaratan tersebut diatas pasti berhasil dalam setiap peristiwa menyimak. Penyimak yang belum dapat memenuhi persyaratan tersebut jelas akan mengalami berbagai hambatan dalam menyimak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas partisipasi anda ^_^